Untuk apa diperjuangkan bila satu rasa telah memudar, walau terasa berat namun setidaknya dapat berpikir objektif. Bila belum termiliki bukan berarti langkah terhenti, yakinilah disana, disuatu tempat telah menunggu yang terbaik untuk kamu, dia atau kita.
Satu goresan kembali merangkum kata dalam nada rasa kamu, dia dan kita berjudul " Sia-sia ".
Mega pekat enggan beranjak
Payungi diri dalam keraguan
Bias mentaripun seakan tak berpihak
Untuk tunjukan sedikit jalan
Agar tak salah arah
Saat pijak mulai melangkah
Namun kini segalanya telah terhenti
Seiring datangnya malam nan sunyi
Tak ingin dikata tak tahu diri
Sudah saatnya pula untuk mundur
Menjauh dari rasa yang kian memudar
Mencari satu rasa yang belum termiliki
Tak ada gunanya pula mengharap sesuatu
Hingga berjuang separuh jiwa
Rasa yang ada kian membelenggu
Pada akhirnya berujung sia-sia
No comments:
Post a comment