Entah
apa yang harus kukatakan padamu, sejujurnya aku masih tetap menyayangi &
mencintaimu. Namun keadaan jugalah yang membuat aku pasrah. Aku berharap &
berdoa agar kamu mendapatkan penggantiku yang lebih baik.
Kekasihmu,
Rangga.
Anita menghela nafas
panjang-panjang sambil melipat surat tersebut dengan rapi & diselipkannya
dalam diary kecil yang selalu dibawa dalam tas kerjanya, itulah surat & pertemuan terakhirnya dengan Rangga 4 bulan
lalu, setelah itu dengan tegas Rangga melarang dirinya untuk datang menemuinya.
Dipandanginya lamat-lamat foto Rangga yang telah disave dihpnya. Disaat menjelang
jam istirahat kerja, hal inilah yang biasa dilakukan oleh Anita.
“ Hei …!, senyam-senyum aja
sendirian” tegur Winda tiba-tiba
mengagetkan Anita “kesambet luh..!?.” lanjut Winda lagi sambil tertawa.
“ sialan luh Win, ngagetin gue
aja..” hardik Anita bersungut, yang tidak menyangka teman akrabnya satu
pekerjaan sudah berada di depannya. Sementara Winda hanya tertawa terkekeh-kekeh
karena merasa lucu melihat tampang Anita yang merasa kaget.
“ikut makan siang nggak luh !?.” Tanya
Winda mengajak makan Anita
“ayo Win, tunggu sebentar” sahut Anita
sambil merapikan bajunya dan segera menyusul Winda.
Hanya kesibukan kerja dan
berkumpul dengan rekan kerjalah yang membuat dirinya merasa terhibur, namun
setibanya dirumah hanya kesendirianlah yang menemani dirinya “haruskah aku
mencari penggantimu Rangga & menerima kehadiran lelaki lain” gumannya dalam
hati “tidak..kamu terlalu baik untukku, aku tidak akan mengecewakanmu kendati
kamu memintanya…” tegasnya dalam hati menyakini dirinya.
Sementara bila hari libur hanya
Nisa’lah gadis berusia 11 tahun sebagai pelipur laranya bisa bercanda dan pergi
bersama kesana kemari sesuai dengan keinginannya namun kini Anita bergegas
pergi setelah mendengar kabar bahwa Nisa sedang sakit, sesampainya disebuah
rumah sederhana Anita segera mengetuk pintu dan mengucapkan salam
“Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikum salam” sahut seorang
wanita setengah baya dari dalam rumah yang merupakan orang tua Nisa.
“mama..” ucap Anita sambil
mencium tangan dan kedua pipi serta memeluk wanita setengah baya tersebut. Mama
Nisa’pun membalas kecupan dan pelukan hangat Anita.
“Nisa dimana ma ?.”Tanya Anita
dan tanpa menunggu jawaban segera ia menuju kekamar. Dilihatnya Nisa sedang tertidur
& diusapnya kening Nisa untuk merasakan suhu tubuhnya.
“mama, Nisa sakit apa ?.” Tanya Anita
merasa was-was.”sudah dibawa kedokter ma ?.”tanyanya lagi
“Hanya sakit biasa Anita, kemarin
sepulang sekolah Nisa kehujanan” jawab mamanya Nisa sambil merapikan selimut
yang menutupi tubuh Nisa “Tapi sudah diberi obat kok dan alhamdulillah suhu
badannya sudah mulai normal. Insya allah akan segera sembuh” sahut mama Nisa lagi
mencoba menenangkan hati Anita. Karena mama Nisa tahu bahwa Anita sangat menyayangi
anak bungsunya tersebut.
Nisa terbangun saat mendengar
suara Anita sedang berbicara dengan ibunya dengan segera disapanya Anita.
“Kak Anita kapan datang, sama
siapa kak !?.”
“ Kak Anita sendiri de.” Sahut Anita
yang biasa memanggil Nisa dengan sebutan ‘dede’.
‘Kak Rangga mana, kak. Kok belum
pulang ?.” Tanya Nisa suaranya masih terdengar lemah. Anita merasa gugup dan merasa
getir dengan pertanyaan Nisa namun ia sembunyikan kegetiran hatinya.
“Kak Rangga masih tugas diluar
kota de, insya allah tidak lama akan pulang kok”. Sahut Anita mencoba menghibur
Nisa dan menyembunyikan masalah yang sebenarnya. Anita menghela napas
dalam-dalam dan memalingkan wajahnya agar kesedihannya tidak terlihat oleh Nisa.
Ya..ia tahu bukan hanya dirinya yang merasakan kerinduan untuk bertemu dengan
Rangga namun Nisa’pun merasakannya.
Tiba-tiba terdengar suara ketukan
pintu dari luar dengan segera Anita membukakan pintu dan serasa detak jantungnya
berhenti sejenak, tatapnya nanar air matanya mulai berlinang seakan tidak
percaya apa yang dilihat dihadapannya.
“Rangga..!.” pekik histeris Anita
sambil menangis terharu dan memeluk erat-erat pujaan hatinya. Anita tidak menyangka
bila Rangga sudah bebas dari masa tahanannya karena tersangkut kasus
penganiyaan yang dilakukannya sebagai pembelaan atas harga diri dan keluarganya.
“ Anita..” sahut Rangga menangis terharu sambil
membalas pelukan erat kekasihnya yang tidak menyangka bila Anita masih tetap menunggu
kehadirannya.
“Maafkan aku Nit…”. Sahut Rangga
dalam tangisnya sambil memperat pelukannya. Perasaan haru dan bahagia benar-benar
menyelimuti Rangga dan Anita.
“ Anita…siapa itu nak..!?” sahut
suara dari balik kamar”
Anita tidak bisa menjawab serasa
kelu lidahnya karena masih larut dalam tangis kebahagiaan. Rangga yang mendengar
suara mamanya segera menghampiri dan bersimpuh dikaki mamanya sambil menangis dalam
sedu sedannya dan mamanya yang tidak menyangka akan kehadiran Rangga’pun ikut
larut dalam tangisan kebahagian
“Mama maafkan aku ma”, ucap
Rangga “aku telah bersalah ma..”. ucapnya lagi dalam tangis.
“ Kamu tidak salah nak, kamu
berhak untuk membela harga dirimu dan keluarga” sahut mamanya sambil merengkuh pundak
kedua anaknya dan pundak Anita yang masih larut dalam tangis kebahagiannya. Sementara
Nisa hanya terbengong-bengong penuh tanda tanya dengan apa yang dilihatnya
namun tidak berselang lama ia turut larut dalam tangisan kebahagian karena
kakaknya Rangga telah berkumpul bersama.
Segala
rasa khan tercurah bila telah ada rasa untuk saling memiliki dan memaafkan antara
satu dengan lainnya. Kesetiaan adalah
bukti dari rasa kasih sayang & cinta, apapun & siapapun dia. Hal itulah
yang telah dibuktikan oleh Anita.
LIHAT JUGA VIDEO "KUCING BERANAK TIKUS" BISA KLIK DISINI
LIHAT JUGA VIDEO "KUCING BERANAK TIKUS" BISA KLIK DISINI
syediiih :'(
ReplyDeletekirain rangga di jodohin atau nemu pengganti baru, ternyata buronan. haha cocok lah sm aslinya wkwkwkwkw :-p